Selama ini kita mengenal kata 'hypnotis' sebagai ilmu yang bisa digunakan oleh seseorang untuk membuat orang yang dituju hilang kesadarannya atau dengan kata lain 'bagai kerbau dicocok hidung' menurut saja dengan apa yang diperintahkan oleh orang yang menghipnotis sejenis dengan ilmu gendam.
Ternyata selama ini kita salah kaprah karena yang namanya 'hypnotis' itu justru adalah orang yang melakukan 'hypnosis' kepada orang lain,dan tidak semua hypnosis itu jahat atau merupakan perbuatan kriminal karena di dalam ilmu psikologi dikenal pula hypnoparenting yaitu bagaimana menjadikan 'hypnosis' sebagai jalan untuk menanamkan kebiasaan2 baik buat anak yang dilakukan secara konsisten.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan orangtua yang ingin melakukan hypnoparenting di rumah yaitu:
- Orangtua harus dalam kondisi rileks
- Anak dalam kondisi rileks (10 menit ketika akan tidur,saat senang/happy)
- Memberi sugesti positif dan hindari menggunakan kata 'jangan' dan 'tidak'
- Memberi sentuhan seperti membelai punggung,mengusap dahi
- Lakukan secara konsisten tidak terputus selama 21 hari
Jika semua sudah dilakukan tapi ternyata tidak memberi efek pada anak maka harus kita teliti apakah apa yang kita tanamkan dalam hypnoparenting didukung dengan perilaku orangtua diluar hypnoparenting
Sebagai contoh adalah menghentikan kebiasaan mengompol pada anak dengan hypnoparenting,sebagai orang tua maka lakukan hypnoparenting saat anak dalam kondisi mengantuk hendak tidur,karena itu adalah waktu yang efektif untuk meng'hypnosis' anak.Maka katakanlah sambil mengusap dahi atau membelai punggungnya 'kakak sholehah kalau kamu merasa perutmu penuh trus kakimu dingin,bangun langsung kekamar mandi ya' trus dilakukan setiap malam tanpa berhenti sampai 21 hari di ikuti dengan tidak memberikan cairan sekitar 3 jam sebelum tidur dan buang air dulu sebelum tidur
Memang mengubah kebiasaan anak menjadi kebiasaan yang positif tidak semudah membalik telapak tangan perlu proses dan waktu yang tidak sebentar tetapi bukan hal yang tidak mungkin dilakukan dibutuhkan kesabaran dan konsisten dari orangtua untuk menerapkannya.
Wallahua'lam bishawab....
Disarikan dari acara Ruang Keluarga DAAI TV